Hallo Reader !! di postingan kali ini saya akan membahas mengenai Analisis Sistem dan Salah satu metode pada SDLC(Spiral). Mari kita simak dibawah ^^...
Analisis
Sistem : adalah penjabaran dari suatu sistem informasi
dimana kita ingin mengetahui dan memahami sesuatu yang menurut kita rumit
dengan tujuan untuk memberbaiki berbagai
fungsi didalam sistem agar lebih efisien.
Tujuan
Analisis Sistem
- Kita dapat
Membuat keputusan jika sistem saat ini bermasalah ataupun juga tidak
berfungsi dengan baik & hasil analisisnya akan digunakan sebagai dasar
untuk memperbaiki sistem.
- Mengetahui ruang
lingkup pekerjaan yang akan dapat ditandatangani
- Mengidentifikasi
masalah atau mencari pemecah masalahnya
- Mempelajari
sistem yang sedang berjalan saat ini.
Dapat disimpulkan bahwa
tujuan analisis system adalah memahami dan memodifikasi system agar menjadi
lebih baik dengan menggunakan metodologi SDLC.Hasil Analisa nya merupakan hasil
modifikasi dari yang sebelum nya.
System
Analyst : individu kunci dalam proses pengembangan
sistem . Tugas nya mempelajari / mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dari
organisasi untuk menentukan bagaimana orang data proses komunikasi dan
teknologi informasi sapat meningkatkan pencapaian bisnis. Orang yang paling bertanggung
jawab pada proses analisa dan perancangan sistem informasi.
Skill
Yang harus dimiliki oleh System Analyst :
1.
Keahlian Analisis
Keahlian
analisis sistem digunakan untuk memetakan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan klien yang bisa diselesaikan dengan sistem informasi dan yang tidak.
Dengan
menganalisa komponen-komponennya maka seorang analis sistem akan lebih mudah
memahami keseluruhan proses bisnis yang berjalan dan menentukan subsistem mana
yang berindikasi mengalami masalah.
2.
Keahlian Teknis
Seorang
dituntut untuk mengenal dan menguasai perangkat lunak maupun perangkat keras
terbaru, serta mengetahui keunggulan maupun batasan dari teknologi tersebut.
Hal ini sangat membantu analis dalam memilih teknologi yang tepat untuk
keperluan klien yang spesifik. Keahlian Teknis dapat diperoleh dari pendidikan
formal ataupun latihan khusus dan jam terbang yang lama dalam mengembangkan
sistem informasi.
3.
Keahlian Manajemen
Analis
sistem bertanggung jawab mengatur sumber daya yang dibawah kendalinya, seperti
programer dan teknisi. Manajemen tugas yang tepat sangat berpengaruh pada cepat
lambatnya penyelesaian proyek. Analis sistem juga harus mampu memprediksi
faktor-faktor eksternal seperti kenaikkan harga perangkat, munculnya pesaing
dan lain-lain.
4.
Keahlian berkomunikasi
Selain
ke tiga keahlian tadi, seorang analis sistem juga harus memilik keahlian dalam
berkomunikasi atau biasa disebut interpersonal skill. Keahlian ini
sangatlah diperlukan untuk menjaring informasi yang akurat tentang permasalahan
yang ada pada kliennya. Komunikasi juga diperlukan untuk koordinasi dan
instruksi dengan stakeholder yang lain. Dengan menjalin komunikasi secara
efektif maka perkembangan proyek dan perubahan terbaru dapat dimonitor dan
direspon dengan baik.
Tanggung
Jawab System Analyst
1. Pengambilan data
yang efektif dari sumber bisnis.
2. Aliran data menuju komputer.
3. Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer.
4. Aliran dan Informasi yang berguna kembali ke proses bisnis dan penggunanya.
2. Aliran data menuju komputer.
3. Pemrosesan dan penyimpanan data dengan komputer.
4. Aliran dan Informasi yang berguna kembali ke proses bisnis dan penggunanya.
Perbedaan
Business Analyst dan System Analyst
Business
Analyst : melakukan Analisa untuk keuntungan atau kebutuhan perusahaan
tersebut.
System
Analyst : mengambil data – data dari bisnis analis untuk kebutuhan teknis atau
kebutuhan perangkat lunak nya.
Tahap
Analisis Sistem Secara Umum
1.
Definisikan masalah
nya terlebih dahulu
2.
Pahami system tersebut
dan buat definisinya
3.
Cari alternative apa
saja yan tersedia untuk mencapai tujuan modifikasi system
4.
Pilih salah satu alternative
yang telah kita buat tadi
5.
Terapkan alternative tersebut
dalam memodifikasi suatu system
6.
Lakukan evaluasi apabila
telah selesai
Ulasan
Mengenai Metodologi SDLC (SPIRAL)
Model
Spiral SDLC adalah sebuat metode pengabungan antara Iterative Model dengan Waterfall Model. dengan penekanan yang tinggi pada analisis
resiko yang akan di hadapi. Spiral model bertujuan untuk meningkatkan tingkat
keberhasilan pada saat pengembangan suatu sistem.
Fase
Spriral Model SDLC
Spiral
model memiliki 4 fase utama yaitu : Identification, Design, Construct
or Build, Evaluation and Risk Analysis
Identification
Pada fase ini bertujuan untuk mengumpulkan kebutuhan bisnis di dasar spiral, Dalam spiral berikutnya disebut sebagai produk deawsa. Identifikasi persyaratan sistem, persyaratan subsistem, persyaratan unit dilakukan pada fase ini. Fase ini juga mencakup komunikasi antar sistem analis dengan klien.
Design
Pada fase ini dimulai dengan desain konseptual di dasar spiral dan melibatkan
desain arsitektur, desain logis dari modul, desain produk fisik dan desain akhir
dalam spiral berikutnya.
Construct or Build
Pada fase ini mengacu produksi produk perangkat lunak yang sebenarnya di setiap spiral.
Evaluation and Risk Analysis
Pada fase ini mengidentifikasi, memperkirakan dan memantau kelayakan teknis dan risiko manajemen, seperti jadwal selip dan biaya lebih. Setelah pengujian sistem, akhir dari iterasi klien akan mengevaluasi produk yang sudah dibangun dan akan memberikan feedback.
Berdasarkan evaluasi pelanggan, proses pengembangan perangkat lunak memasuki tahap iterative kemudian mengikuti pendekatan linier untuk menyelesaikan hasil feedback klien Proses iterasi sepanjang spiral berlanjut sepanjang development life cycle.
Identification
Pada fase ini bertujuan untuk mengumpulkan kebutuhan bisnis di dasar spiral, Dalam spiral berikutnya disebut sebagai produk deawsa. Identifikasi persyaratan sistem, persyaratan subsistem, persyaratan unit dilakukan pada fase ini. Fase ini juga mencakup komunikasi antar sistem analis dengan klien.
Design
Pada fase ini dimulai dengan desain konseptual di dasar spiral dan melibatkan
desain arsitektur, desain logis dari modul, desain produk fisik dan desain akhir
dalam spiral berikutnya.
Construct or Build
Pada fase ini mengacu produksi produk perangkat lunak yang sebenarnya di setiap spiral.
Evaluation and Risk Analysis
Pada fase ini mengidentifikasi, memperkirakan dan memantau kelayakan teknis dan risiko manajemen, seperti jadwal selip dan biaya lebih. Setelah pengujian sistem, akhir dari iterasi klien akan mengevaluasi produk yang sudah dibangun dan akan memberikan feedback.
Berdasarkan evaluasi pelanggan, proses pengembangan perangkat lunak memasuki tahap iterative kemudian mengikuti pendekatan linier untuk menyelesaikan hasil feedback klien Proses iterasi sepanjang spiral berlanjut sepanjang development life cycle.
Spesifikasi
Spiral Model
Spiral
model banyak digunakan dlam industri perangkat lunak seperti di sinkron dengan
proses perkembangan alami dari setiap produk, yaitu belajar dengan wakt deadline
yang melibatkan resiko minimum bagi klient serta perusahaan pengembang sistem
Berikut adalah spesifikasi dari Spiral Model:
Berikut adalah spesifikasi dari Spiral Model:
- Penting saat ada
kendala anggaran dan evaluasi resiko
- Untuk project
beresiko menengah - tinggi
- Pelanggan tidak
yakin kebutuhan mereka yang biasanya terjadi.
- Perubahan
signifikan diharapkan dalam produk selama siklus pengembangan sistem
- Persyaratan yang
kompleks dan perlu evaluasi untuk mendapatkan kejelasan
Kelebihan
dari Spiral Model
- Perubahan
kebutuhan dapat diakomodir.
- Persyaratan
dapat diketahui lebih akurat.
- Pengguna dapat
melihat sistem awal.
- Pembangunan
dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan bagian-bagian yang
berisiko dapat dikembangkan sebelumnya yang membantu dalam manajemen
risiko yang lebih baik
Kekurangan
dari Spiral Model
- Manajemen lebih
kompleks.
- Akhir proyek
mungkin tidak diketahui di awal.
- Tidak cocok
untuk proyek-proyek berisiko kecil atau rendah dan bisa menjadi mahal
untuk proyek-proyek kecil.
- Proses yang
kompleks
- Spiral mungkin
berlangsung tanpa batas.