Hai Reader!!, di blog kali ini saya akan membahas mengenai Manajemen Resiko Pada Proyek Perangkat Lunak .Langsung aja kita simak dibawah ini ..
MANAJEMEN RESIKO PROYEK
Manajemen risiko pada proyek meliputi
langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi,
mengevaluasi, memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif
artinya menjawab bagaimana orang secara
aktif berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan
pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan
kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut
dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin
terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru
perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain
sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian
yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai
tambah bagi organisasi.
Secara umum, tujuan manajemen risiko
yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat
kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana
kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah
suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai
pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko
mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko
dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen
proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap
menjamin tercapainya tujuan proyek..
Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat
keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek
akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan
lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Per definisi risiko merupakan suatu
kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk
likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari
peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah,
sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis
biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang
nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi
orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
JENIS-JENIS
RISIKO
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4
jenis risiko yang selama ini sudah
dikenal orang, yakni:
- Risiko
Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang mencakup sistem
organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
- Risiko
Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan
organisasi seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku
bunga termasuk risiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
- Hazard
Risk,
yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
- Risiko
stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi
perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi
kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
HAL
– HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MANAJEMEN RESIKO PROYEK PERANGKAT LUNAK
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam manajemen risiko proyek yakni:
- Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
- Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
- Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.
KETIDAKPASTIAN
RESIKO
Pengambilan keputusan
secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu :
- Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan pasti
- Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa bahwa keputusan diambil dengan kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.
- Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
PROSES
MANAJEMEN RISIKO
Proses manajemen risiko
memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa
tahapan yakni:
1.
Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah
proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek,
faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan
menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen
risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen
yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya
suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk
menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2)
Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4) Toleransi
stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko
organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen
risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
1.Metodologi yang
menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam
manajemen risiko proyek tertentu
2.Peran dan Tanggung
Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut
keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
3.Budget yang berisi
rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
4.Waktu yang berisi
rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek
5.Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.
2.
Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses,
identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai
risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi
tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap
risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi risiko dapat dilakukan
dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah Analisis sumber risiko yaitu
analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada tiga sumber risiko
yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber
dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk
(manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan
operasi). Analisis masalah adalah analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa
khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko
setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni :
1) Identifikasi risiko
berdasarkan tujuan, yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu
peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara
keseluruhan pekerjaan proyek.
2) Identifikasi Risiko
berdasarkan Skenario,yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang
dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.
3) Identifikasi risiko
berdasarkan Taksonomi,yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan
menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah
disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada.
4) Common risk check,yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3.
Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.
4.
Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif
merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan
memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan
formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis
penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian
dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi..
Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada
prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis
kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat
menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia
untuk semua peristiwa.
5.
Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu
1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko.
2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek.
3) Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika risiko terjadi.
4) Tranfer Risiko yakni dengan
mengalihkan risiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi.
sumber :